Untuk Kepentingan Umum

Terkena Proyek Sodetan Drainase, Jalan Ciater Tidak Ada Contraflow

Kondisi lalu lintas padat di Jalan Ciater Raya, Serpong, Tangerang Selatan, Jumat (16/11/2018).

Tidak ada pemberlakuan rekayasa lalu lintas di Jalan Ciater Raya, Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel), tepatnya di depan Tandon Nusa Loka, yang sedang ada pengerjaan sodetan drainase, dengan memasang box culvert, Jumat (16/11/2018).

Hal itu bertentangan dengan kesepakatan pihak Dinas Pekerjaaan Umum, kepolisian dan Dinas Perhubungan, yang sebelumnya akan memberlakukan contraflow.

Kepala Seksi Pemeliharaan Sumber Daya Air, Dinas Pekerjaan Umum, Firdaus, mengatakan, pihaknya akan merubah metode kerja, menggeser pengerjaan sodetan drainase dari yang awalnya di tengah menjadi di samping.

Setelahnya, akan diberlakukan contraflow. Namun kenyataannya, berdasarkan pantauan di lapangan, sekira pukul 18.30 WIB, Jumat (16/11/2018), tidak ada rekayasa lalu lintas apapun.

“Kalau kita itu mendukung apa yang disarankan oleh pihak Polres dan Polsek, selaku yang istilahnya berkaitan dengan lalu lintas, itu saja. Perubahan metode kerja,” ujar Firdaus, selepas rapat koordinasi dengan Dishub dan kepolisian di Mapolsek Serpong, Kamis (15/11/2018) kemarin.

Saat ini, kondisi arus lalu lintas dari arah BSD Serpong, menuju bundaran Maruga, Ciputat, terpantau padat.

Pemasangan box culvert yang memakan satu dari dua lajur jalan, membuat kondisi arus lalu lintas menyempit, seperti leher botol.

Akibatnya kemacetan sudah bisa dirasakan sekira 500 meter dari depan Tandon Nusa Loka yang sedang ada pengerjaan itu.

Ari Susanto, Petugas Dishub, mengatakan, pihak Dinas Pekerjaan Umum tidak koperatif dengan Dishub dan kepolisian yang mengatur arus lalu lintas.

Pengerjaan sodetan drainase masih berada di tengah jalan, yang memakan satu lajur di kedua sisi jalur Jalan Ciater Raya.

“Katanya mau diselesaikan bagain tengah dahulu,” ujar Ari saat ditemui di lokasi.

Rekayasa lalu lintas berupa contraflow pun tidak bisa dilaksanakan. Ia juga menyayangkan penutupan jalan yang tidak menghitung sisa badan jalan yang tersedia.

Baginya, penutupan bisa digeser sekira setengah meter lebih dalam sehingga, arus lalu lintas tetap lancar.

“Sebenarnya saya menyayangkan, tinggal digeser setengah meter aja, bisa lancar,” ujarnya. (den)

Berita Lainnya