Untuk Kepentingan Umum

Setiap Hari Penduduk Banten Bertambah 679 Orang

Anggota Komisi IX DPR RI Yayat Y Biaro

Pemprov Banten diingatkan anggota Komisi IX DPR RI Yayat R Biaro soal ledakan jumlah penduduk. Pasalnya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Banten, hingga Juni 2018, jumlah penduduk Banten mencapai 12,7 juta jiwa.

Angka tersebut menempati posisi provinsi dengan populasi terbanyak kelima di Indonesia, setelah Jawa Barat (18,37 persen), Jawa Timur (14,91 persen), Jawa Tengah (13,01 persen) dan Sumatera Utara (5,44 persen).

Masih menurut data tersebut, dibandingkan dengan luas wilayahnya yang hanya sekitar 10 ribu kilometer persegi, terasa lebih sesak dengan laju pertumbuhan penduduk 1,94 persen diatas rata-rata nasional sebesar 1,19 persen.

“Tentu ini harus menjadi perhatian serius, karena jika tidak diatasi dengan kebijakan yang tepat, akan menimbulkan berbagai persoalan pelik,” ujarnya usai menjadi narasumber Sosialisasi dan Pengembangan Program Lini Lapangan di Kampung KB bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di Kelurahan Gelam Jagarayu, Cipocok, Kota Serang, Selasa (20/11/2018).

Yayat menyebut, Banten yang pada periode Agustus 2018 ini menduduki posisi pertama untuk Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) se-Indonesia sebesar 8,25 persen yang jauh diatas rata-rata TPT nasional 5,34 persen, harus menjadi perhatian serius.

“Angka pengangguran ini linear dengan kondisi jumlah penduduk Banten usia produktif yang tidak terserap lapangan kerja. Artinya masalah kependudukan berdampak pada masalah sosial dan ekonomi,” bebernya.

Dikatakan Yayat, persebaran jumlah penduduk di Banten memang tidak seimbang, dimana sebagian besar terkonsentrasi di wilayah Tangerang. Tiga wilayah itu, yaitu Kota Tangsel, Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang menjadi tujuan migrasi penduduk karena magnet industri.

“Namun, migrasi penduduk yang menurut data BPS mencapai 7 orang setiap harinya itu tidak serta merta terserap lapangan kerja, sehingga menjadi beban bagi Provinsi Banten,” ungkapnya.

Namun selain migrasi penduduk, lanjut Yayat, Pemprov Banten pun harus berkonsentrasi pada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Karena menurutnya, tingkat kompetisi masuk ke pasar kerja di Banten semakin kompetitif karena menjadi tujuan migrasi penduduk.

“Kalau kualitas SDM kita rendah, maka yang menjadi pengangguran adalah warga Banten. Ini yang harus diperhatikan,” imbuhnya.

Ia mengimbau, program Kampung KB (Keluarga Berencana) terus digalakkan, karena menjadi salah satu solusi untuk mengatasi masalah kependudukan seperti yang saat ini tengah melanda provinsi yang berdiri tahun 2000 ini.

“Banyak manfaat telah dirasakan dengan kehadiran program Kampung KB ini, salah satunya mengurangi kemiskinan dan peningkatan kualitas keluarga. Kita berharap jumlah Kampung KB semakin bertambah,” tandasnya.

Berita Lainnya