
Persatuan Umat Budha Indonesia (Permabudhi) wilayah Banten memprogramkan sosialisasi tentang kerukunan umat beragama dalam Musyawarah Daerah (Musda) di Pusdiklat Buddhis Sikhadama Santibumi, BSD, pada Minggu (16/12).
Setelah diresmikan oleh presiden Joko Widodo pada September 2018 lalu, Organisasi keagamaan umat Budha ini selanjutnya mendirikan cabang-cabang dimana Banten menjadi cabang yang ke sembilan yang diresmikan.
“Permabudhi ini sudah dibentuk dari pusat dan disahkan juga oleh Presiden, nah, Banten ini menjadi yang ke sembilan. Jadi sudah delapan yang dibentuk seperti di Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, dan lain-lain”, kata Simabudy Ketua Permabudhi Banten saat diwawancarai.
Permabudhi itu sendiri dibentuk oleh sembilan majlis dan organisasi yang ada di agama Budha, antara lain seperti Majelis Pandita Buddha Maitreya Indonesia (MAPANBUMI), Majelis Buddhayana Indonesia (MBI), Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Majelis Nichiren Shoushu Indonesia (MNSBDI), Majelis Agama Buddha Theravada Indonesia (MAGABUDHI), Majelis Mahayana Indonesia (MAHASI), Parisadha Buddha Dharma Nichiren Syosyu Indonesia (PBDNSI), Tridharma, Generasi Muda Buddhis Indonesia(GEMABUDHI).
Simabudy mengatakan bahwa dengan terbentuknya Permabudhi ini selain mempersatukan Umat Budha, organisasi ini juga nantinya akan mensosialisasikan tentang toleransi, perdamaian, kasih sayang antar umat beragama, dan program-program kemanusiaan lainnya khususnya di wilayah Banten.
Selain itu Permabudhi juga akan menjadi mitra pemerintahan khusunya dalam kementrian Agama, dan organisasi keagamaan lainnya seperti MUI, PGI, KWI, PHDI, dan MATAKIN. Kerjasama ini bertujuan untuk menjaga kesatuan antar umat beragama dan memperkokoh solidaritas bangsa Indonesia.
“Untuk hal-hal yang berkaitan dengan lintas Agama kita nanti akan bertemu dengan ketua-ketua majlis yang ada di agama lain, seperti majlis dari Islam, kristen, katolik, Hindu, dan Konghucu untuk membahas hal-hal yang menyangkut kehidupan beragama”, terang Simabudy.
Disamping itu Permabudhi juga akan memprogramkan tentang wawasan kebangsaan, pendidikan pancasila, dan sejarah Indonesia. Hal itu dirasa Simabudy sangat penting agar tidak terjadi kesalah pahaman yang disbabkan karena tidak paham tentang sejarah dan hal-hal yang menyangkut kebangsaan.
“Kita juga nanti ada program peningkatan wawasan kebangsaan, tentang pancasila, dan membaca kembali sejarah Indonesia ini. tujuan ini untuk menambah pemahaman masyarakat khususnya tentang cara beagama, berbangsa, dan bernegara”, tutupnya. (den)