Pesatnya perkembangan dunia musik tidak membuat Oin Sin Yang alias kakek Goyong (67) tidak berpaling meninggalkan kesenian Teh Yan. Ia pun kini menjadi pria tertua di Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang yang masih setia memainkan alat musik gesek tersebut.
Oin Sin Yang menjelaskan, latar belakang ketertarikannya melestarikan alat musik teh yan disebabkan sudah sejak kecil bergelut dengan kesenian tersebut. Terlebih hampir seluruh keluarganya mahir memainkannya.
“Awalnya karena otodidak melihat orang tua main. Lama kelamaan jadi tertarik dan saya akhirnya belajar sampai bisa,” ucapnya ketika ditemui, Sabtu (20/7/2019).
Memainkan alat tersebut tidak lah semudah yang dilihat. Ada nada nada tertentu yang harus ditekan oleh ujung jari untuk dapat menghasilkan irama yang enak didengar. Bahkan ia pun berinisiatif membuat sarung dari bahan kulit berwarna merah untuk melindungi teh yan kesayangannya agar tidak terkena debu.
“Walaupun senarnya hanya dua tidak mudah juga menaikannya. Harus pakai perasaan (feeling-red), saya mainnya pakai perasaan,” tambahnya seraya menunjukkan dan menainkan tehyan kesayangannya.
Untuk membuat alat tersebut ia mengandalkan bahan baku utama dari sampah yang terhanyut dikali Cisadane seperti kayu dan batok kelapa. Bahan tersebut dipotong dan amplas setinggi 50 cm dan lebar 30 cm agar dibuat dan kemudian dicat agar terlihat cantik. Senar gitar 1 dan 2 pun ditambahnya untuk menghasilkan bunyi.
Khusus alat geseknya, sambung Goyong ia menambahkan benang kenur. Tujuannya ketika bergesekan akan menghasilkan suara keras.
Barang produksinya pun tidak dijual bebas. Pasalnya seluruh produknya sudah ada di internet. Goyong hanya menjualnya di kediamanhya atau disetiap kegiatan pameran mulai dari Rp 300 ribu untuk nada tinggi dan Rp 700 ribu untuk nada besar. Pembelinya pun silih bergandi berdatangan dari berbagai daerah.
“Kemarin ada ada dari Surabaya, Jakara, Bandung pada datang kesaya karena tahu dari internet. Saya mengharapkan pemerintah melingungi ini agar tidak punah,” tambahnya.
Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumangku menjelaskan, Teh Yan merupakan aset tersendiri yang dimiliki oleh Kota Tangerang. “Ini kewajiban bagi kami Pemerintah Kota untuk mengawal itu menjadi peradaban kebudayaan yang terpelihara.
Bahkan pihaknya pun berencana akan membuat gapura tehyan sebagai bentuk keseriusan pemerintah melindungi teh yan sebagai warisan budaya. Namun ia enggan menyebutkan berapa anggaran yang akan dikeluarkan untuk pembangunan gapura tersebut.
“Kita berharap tidak kecolongan dengan wilayah lain. Anggarannya sudah kita siapkan, miniman Neglasari bangga akan teh yannya,” pungkas mantan lurah sumur pancing ini. (ger)