Untuk Kepentingan Umum

Dinkes Tangsel Lakukan Tes Kebugaran Kader Kesehatan

Dinas Kesehatan Kota Tangsel melakukan tes kebugaran bagi 1.300 kader kesehatan. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kebugaran para kader. Supaya ketika melakukan tugasnya mereka dapat bekerja maksimal.

Apalagi kader kesehatan ini tugasnya tidak mudah. Diantaranya untuk mencegah stunting. Stunting adalah kekurangan gizi pada Balita yang berlangsung lama dan menyebabkan terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang anak. Stunting disebabkan oleh kekurangan gizi pada 1000 HPK, dari janin hingga usia 24 bulan. Ribuan kader kesehatan guna melakukan pemantauan dan perkembangan Balita melalui Posyandu di masing-masing wilayahnya.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Tangsel, Iin Sofiawati, menerangkan, meskipun Stunting di Kota Tangsel termasuk di bawah angka nasional, namun kondisi demikian tetap tak boleh membuat lengah.

Bahkan kata Iin, pihaknya terus berupaya mencegah stunting dengan lebih mengedepankan upaya preventif dan promotive.

“Kemarin kita roadshow dengan 6 ribu kader kesehatan di Puspiptek. Kita menghadirkan narasumber, lalu mengedukasi mereka, apa itu stunting bagaimana mencegahnya, rencana aksi apa yang akan dilakukan untuk menekan itu,” jelasnya.

Upaya pencegahan Stunting dilakukan dengan memberdayakan peran kader kesehatan. Mereka diedukasi dan diberi pengarahan bagaimana cara mencegah stunting, di antaranya melalui kegiatan sosialisasi dengan menghadirkan narasumber yang kompeten di bidangnya.

Tindak lanjut dari roadshow itu, lanjut Iin, nantinya para nutrisionis puskesmas akan mengumpulkan seluruh ibu hamil di Puskesmas di semua wilayah. Berikutnya, diberikan edukasi bagaimana cara mengimplementasikan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)

“Insya Allah kalau seribu hari pertama kehidupan dijalankan oleh ibu hamil, untuk kedepannya tidak akan ada lagi stunting. Karena fokus kita di seribu hari kehidupan, yaitu usia 270 hari atau 9 bulan pada saat ibu hamil. Maka nutrisi makro dan mikro, vitaminnya harus terpenuhi,” imbuhnya.

Lalu, dibeberkan Iin, kader kesehatan akan mendampingi berlangsungnya 270 hari pertama kehidupan bagi ibu-ibu yang tengah hamil. Caranya adalah, dengan pengkajian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) oleh kader kesehatan dari rumah ke rumah.

“Sistem kader dalam pengkajian PHBS-nya, jumlah rumah di Posyandu dibagi kader yang ada di Posyandu itu. Contoh, jumlah rumah di Posyandu Melati ada 300 rumah, ada kadernya 5, berarti seorang kader membawahi 60 rumah. Dibagi 10 bulan, maka setiap kader hanya mendatangi dan mengkaji 6 rumah saja tiap bulan,” bebernya. (adv)

Berita Lainnya