Untuk Kepentingan Umum

Disperindag Tangsel Ungkap Alasan Tingginya Harga Kedelai

Tingginya harga kedelai berimbas pada nilai jual tahu dan tempe di pasaran.

 

Bahkan, di awal tahun 2021 ini para pedagang bahan makanan tersebut menyatakan sikap dengan libur berdagang hingga empat hari lamanya.

 

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangsel Maya Mardiana mengatakan, tingginya harga kedelai disebabkan oleh permintaan dari negara lain yang cukup tinggi, sehingga menyebabkan berkurangnya kuota import ke Indonesia.

 

“Kuota kita ada keterbatasan karena ada permintaan dari negara lain meningkat, yang kita import ini dari Amerika, sementara Tiongkok meminta lebih banyak. Jadi kuota ke kita ini lebih dikit,” kata Maya, Rabu (6/1/2021).

 

Kenaikan harga kedelai, Maya menuturkan, sangat berdampak pada industri pengerajin tahu dan tempe.

 

Untuk mengatasi hal tersebut, Maya berujar, saat ini pihaknya tengah berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan (Kemenag).

 

Kemudian, Maya menambahkan, tingginya bahan pembuatan tahu tempe tersebut terjadi bukan hanya di Tangsel saja.

 

Pasalnya, kata dia, daerah-daerah lain juga sudah menyampaikan kondisi lapangannya secara berjenjang kepada Kemendag.

 

“Sekarang pusat lagi ngebahas dan kita berkordinasi agar dampaknya nanti untuk daerah. Kalau tidak salah Kemendag akan melakukan pertemuan dengan asosiasi bahan baku, agar nanti kebijakan yang sudah diambil dan kebijakannya berdampak pada kita juga,” pungkasnya.

 

Seperti diberitakan sebelumnya, perajin tahu tempe di Kota Tangsel mengeluhkan tingginya harga kedelai, yang mengalami kenaikan harga di pasaran dari Rp7.200 menjadi Rp9.000 (ari)

Berita Lainnya
Leave a comment