Untuk Kepentingan Umum

Kisah Modeiko Rebut Pangsa Pasar Saat Ramadan

Bulan suci Ramadan sudah menjadi tradisi sendiri para pelaku usaha. Seperti pengrajin merk lokal, yang mulai menggencarkan produksinya untuk kebutuhan pasar jelang Lebaran nanti.

Salah satunya adalah sandal merk lokal, yaitu Modeiko, yang kini tengah dijalankan bisnisnya oleh anak muda bernama Taufiq Bakhtiar. Dimana menurutnya merk lokal saat ini untuk kualitas produk tidak kalah saing dengan lainnya.

Filosofi nama Modeiko sendiri diambil dari bahasa Minang, yang artinya Mode yaitu Model, dan Iko yang artinya Ini. Kalau di sambung Modeiko yang artinya dalam Bahasa Indonesia yaitu Model ini atau bisa juga Model kaya gini ” ujar Taufiq selaku Owner Modeiko.id.

Ia pun optimistis menuju bulan suci Ramadan sejumlah usaha, besar dan skala kecil menengah akan kembali jaya lagi seperti biasanya. Apalagi menggunakan bahan yang berkualitas dengan harga yang yang pantas, para usaha domestik meyakini permintaan akan meningkat dengan adanya bulan suci Ramadan.

“Bulan Ramadan sebuah peluang untuk meningkatkan omzet penjualan, kalau barang tidak habis kita akan obral di malam takbiran. Jadi di sinilah kenapa para produsen produk lokal dan usaha UMKM mulai melakukan stok barang,” ujar Taufiq.

Tak hanya sekedar melakukan penjualan ke toko-toko saja. Taufiq juga menjelaskan kini ecommer – ecommer dengan memfasilitasi dan mengharapkan lebih banyak lagi dan memperluas pasar.

Kini Modeiko mulai mengikuti alurnya untuk mencapai tujuan memperluas pasar serta membanggakan produk dari lokal.
Semua karyawan yang berkerja untuk modeiko.id ialah para pekerja yang telah memiliki pengalaman bekerja selama kurang lebih 10 tahun lamanya yang telah bersahabat dan bergelut untuk memproduksi sendal dan sepatu.

“Dari saya kecil sampai saat ini meneruskan usaha ayah, tidak ada karyawan yang di ganti ganti saking betah dan nyamannya bekerja disini “ ujar Taufiq sebagai penerus usaha ayahnya.

Terbagi dari tiga bagian tim dalam memproduksi sendal dan sepatu di modeiko.id, yang pertama, tim membuat upper yaitu bahan atasan dengan bermacam macam model, lalu di jait dengan sangat telaten.

Kedua, tim membuat sole dan menyatukannya dengan upper yang sudah siap, dilem dan direkatkan lagi dengan mesin press, lalu tahap terakir quality control dengan packing. Proses inilah yang paling menentukan mana produk yang harus diperbaiki dan mana produk yang siap kirim dan untuk diperjual belikan.

“Bahan baku yang di buatpun 95% asli buatan lokal. Bahan baku yang dipilih dengan memiliki kualitas yang mampu bersaing diranah domestik maupun luar negeri, produk yang diproses. Juga telah menggunakan alat mesin untuk menciptakan produk yang berkualitas dan telah melewati proses quality control,” pungkasnya. (dra)

Berita Lainnya
Leave a comment