Senin (7/2) siang, saya berkomunikasi via Whatss App (WA) dengan ketua KPU Kota Tangerang Ahmad Syailendra. Kira-kira isinya begini: “Assalamualikum ketua, apa kabar, ada di kantor? Kalau ada saya mau silaturahmi”.
Tak lama berselang, ia menjawab pesan tersebut mengabarkan ada di kantor dan mempersilahkan untuk datang. Tanpa panjang lebar saya bergegas menuju kantornya. Saat itu saya tengah berada di kantin depan puspem Kota Tangerang. Jarak tempuhnya tidak lama dari puspem ke kantor KPU. Hanya sekira 10 menitan.
Sampai di kantor yang berada di kawasan Ahmad Yani suasananya tidak begitu ramai. Ada beberapa motor dan mobil terparkir cukup rapi. Kantor yang memiliki berlantai tiga ini terlihat kokoh meski bangunannya sudah cukup lama.
Daerah ini dulunya merupakan kawasan kantor Bupati Tangerang; sewaktu belum ada pemekaran dengan Kota Tangerang. Daerahnya asri karena dipenuhi pepohonan besar nan rindang. Wilayahnya tertata karena rasanya dibuat terjaga dan klasik. Kita seperti berada di suasana tahun 1970an.
Para sineas ketika membuat film dengan latar puluhan tahun lalu ini bisa memakai kawasan ini. Spotnya juga cukup banyak dan mengasyikan.
Kembali ke kantor KPU Kota Tangerang yang bangunannya sudah cukup tua. Punya tiga lantai dengan cat yang agak terang, walaupun agak sedikit kusam. Namun perawatannya cukup baik.
Ketika sampai, penjaga kantor mempersilahkan masuk dengan terlebih dulu mengisi buku kunjungan. Rupanya Indra, sapaan akrab Syailendra sudah berkomunikasi dengan penjaga untuk mempersilahkan saya masuk.
Ruangannya berada di lantai dua. Cukup besar. Saya hitung memiliki ukuran sekira 5×10 meter. Saat sampai ia tengah berada di ruang kerja dan terlihat sedang mengetik. Pada dinding kantor itu juga dipenuhi beberapa foto komisioner dan tulisan yang isinya mengajak masyarakat untuk memilih.
Dengan senyum mengembang Indra mengajak saya duduk. Cukup lama tidak bertemu dengan ketua KPU Kota Tangerang ini. Ada sekira enam bulanan. Menanyakan kabar adalah obrolan yang saya buka. Ia mengaku saat ini tengah sibuk paska KPU sudah mulai menetapkan jadwal buat pemilu 2024.
Adanya kepastian pesta demokrasi lima tahunan ini membuatnya juga harus melakukan persiapan-persiapan. Waktu dua tahun ini terhitung sedikit buat pesta demokrasi yang digadang-gadang terbesar di dunia. Pemilu tersebut akan serentak dan berbarengan, pileg dan pilpres akan bersamaan pada 14 Februari. Di tahun yang sama juga bakal ada pilkada tingkat kota dan provinsi.
Sebagai penyelenggara, tentunya itu menjadi tantangan agar pesta rakyat berjalan dengan baik. Dalam hal partisipasi masyarakat ataupun segi kesadaran politik. Supaya pesta demokrasi bisa sukses dibutuhkan keterlibatan seluruh elemen masyarakat. Mengingat pada 2024 ini baru kali pertama pemilu dilakukan secara serentak dari pileg hingga pilkada.
“Bagi saya ini tantangan dan juga ujian sebagai penyelenggara. Seberapa besar bisa mensukseskan pesta demokrasi ini dengan baik. Sehingga menghasilkan pemimpin yang dapat melahirkan kebijakan untuk kesejahteraan masyarakat,” katanya, membuka obrolan.
Meski pemilu bukan hal baru bagi Indra, namun ada perbedaan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Yakni masalah timing atau waktu yang digelar secara bersamaan. Perlu stamina dan perencanaan yang matang.
Namun, secara substansi, katanya, sama dengan pesta demokrasi sebelumnya. Bekal pengalaman panjang sebagai penyelenggara menjadi modal baginya. Apalagi sejak lama, ia berkiprah mensuksekan pemilu.
Mulai dari tingkat kelurahan hingga kota. Ia mengakui menjadi penyelenggara sudah suratan takdir. Dirinya pun menikmati pekerjaan dalam hal kepemiluan.
“Kita kalau mengerjakan sesuatu harus dengan ikhlas dan penuh tanggung jawab. Insya Allah akan berjalan dengan baik. Terpenting adalah pikiran kita harus positif. Kerjakan tugas dan pokok sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku. Saya yakin kalau melakukan dengan on the track akan sukses,” ujarnya dengan tersenyum.
Karir Indra di bidang kegiatan kepemiluan cukup lama. Berawal dari petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), lanjut Panitia Pemilihan Kecamatan hingga menjadi Ketua KPU Kota Tangerang.
Modal tersebut rasanya cukup baginya untuk mempersiapkan infrastruktur dalam menghadapi pesta lima tahunan tersebut. Apalagi rekam jejaknya sebagai penyelenggara cukup baik. Tidak terdengar suara sumbang mengenai Indra. Buktinya pada pemilu 2019, pesta politik di Kota Tangerang relatif kondusif dan tidak ada gejolak yang berarti. Begitupun saat pilgub Banten 2017 dan Pilkada Kota Tangerang 2018. Semua berjalan mulus. Kalaupun ada gejolak-gejolak itu adalah buih-buih dalam pesta demokrasi.
Nah, dengan waktu menyisakan dua tahun lagi, Indra mulai menatap pemilu dengan persiapan yang matang. Menunggu petunjuk teknis dari KPU RI, ia pun siap menjalankan kerja-kerja sebagai penyelenggara.
Pria asli Ciledug kelahiran 1980 ini mulai berkoordinasi dengan seluruh stakeholder meski saat ini masih ada pembatasan, mengingat pandemi Covid19 belum sepenuhnya berakhir. Memanfaatkan teknologi seperti zoom meeting koordinasi juga bisa tetap berjalan. Jadi komunikasi tak terganggu, mulai dari sosialisasi hingga teknis kegiatan. Dirinya pun optimis pemilu 2024 akan berjalan lancar dan sukses.
“Optimisme harus dibangun sedari awal. Jika kita memiliki sikap ini pekerjaan akan berjalan baik dan lancar,” ujar alumnus Fisipol Universitas Muhammdiyah Jakarta.
Meski dalam prosesnya, kata Indra, setiap helatan politik akan menyisakan sebuah gejolak, ketidakpuasan, sampai pelbagai hal lainnya. Berbekal pengalaman, rekam jejak hingga dukungan dari semua pihak, pesta politik ini akan berjalan sukses.
Saya berkeyakinan Indra dapat melaksanakan tugas tersebut dengan sebaik-baiknya. Obrolan dengan Indra selama kurang lebih dua jam ini begitu mengalir. Tergambar dari suara, intonasi nadanya yang sangat lancar ketika menjelaskan tentang kepemiluan.
Ya, Mantan ketua Pengurus Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Banten ini memang selalu optimis dalam semua hal. Baik urusan kepemiluan, organisasi, sampai pendidikan strata dua jurusan Komunikasi Politik yang sekarang tengah dijalaninya. Sukses selalu, kanda Indra. (Firdaus).