Rumah Reyot Suma Dibedah Gebrak Pakumis
BALARAJA – Suma, (30), warga Kampung Sentul RT 03/03, Desa Sentul, Balaraja, akhirnya bisa memiliki rumah layak huni. Wajahnya berseri-seri saat Camat Balaraja, Mas Yoyon Suryana melakukan peletakan batu pertama pembangunan rumahnya, Rabu (1/11/2017).
Suma adalah salah satu penerima bantuan bedah rumah dari Pemkab Tangerang melalui program Gerakan Bersama Rakyat Atasi Kawasan Padat, Kumuh dan Miskin (Gebrak Pakumis). Ini salah satu program unggulan Bupati Tangerang, A Zaki Iskandar yang sudah berlangsung sejak tahun 2011.
Suma salah satu masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang sehari-hari berprofesi sebagai buruh serabutan. Bersama istrinya yang saat ini tengah hamil 7 bulan, ia menempati sebuah rumah berukuran sekitar 3×3 meter persegi yang terbuat dari bambu. Kondisi rumah yang berlantai tanah tersebut tidak layak untuk dihuni, selain sudah reyot, juga tidak ada dapur terlebih kamar mandi maupun toilet.”Penghasilan saya enggak seberapa sebagai buruh serabutan, punya rumah bagus itu ibarat bermimpi,” tuturnya dengan suara terbata-bata kepada Respublika.
Kini ia sedang tidak bermimpi, karena bangunan sederhana berukuran 5×6 meter persegi akan segera menjadi miliknya. Selain dua kamar tidur, bangunan tersebut juga dilengkapi dapur dan kamar mandi. “Saya enggak pernah nyangka bakal punya rumah idaman, tapi sekarang terwujud,” imbuhnya.
Selain Suma, ada 35 warga miskin lainnya di Desa Sentul, Balaraja yang rumahnya dibedah. “Tahun ini, ada 67 rumah MBR di Balaraja yang dibedah, 35 di Desa Sentul dan 32 di Desa Saga,” ujar Ketua Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Kecamatan Balaraja, Acep Hermanto.
Acep menambahkan, sudah 319 rumah warga miskin di Kecamatan Balaraja tersentuh program tersebut sejak 2013, sehingga program ini diharapkannya terus berkelanjutan, karena penerima manfaatnya mereka yang benar-benar membutuhkan rumah layak huni.
Namun ada keterbatasan dari program Gebrak Pakumis tersebut, karena untuk memperoleh bantuan bedah rumah tersebut, jumlah warga miskin dalam satu lingkungan Rukun Warga (RW) minimal 15 orang. “Sementara banyak yang rumahnya sudah harus dibedah namun tidak dalam satu RW,” kata Kepala Desa Sentul Nawawi.
Keterlibatan pihak swasta pun melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) diharapkan bisa menjadi solusinya. Perusahaan di Balaraja diharapkan Mas Yoyon Suryana bisa menyalurkan program CSR untuk bedah rumah. “Kami sudah membuat proposalnya dan diajukan ke beberapa perusahaan, mudah-mudahan mereka turut peduli dan bisa membantu,” ujar Mas Yoyon Suryana selaku Camat Balaraja.
Diketahui, tahun 2017 Pemkab Tangerang melalui Dinas Permukiman, Perumahan dan Pertamanan (Perkim) membedah 1.000 rumah warga miskin di 19 Kecamatan di Kabupaten Tangerang. (rr/wanbo)