Untuk Kepentingan Umum

Listrik di Bayah Mati Tiga Hari

BAYAH- Matinya aliran listrik di wilayah Kabupaten Lebak bagian Selatan yang terjadi sudah hampir tiga hari membuat sengsara warga. Tak hanya mengganggu aktivitas, listrik padam juga membuat para pengusaha merugi.

Bahkan, warga di kecamatan Bayah rela sewa atau bayar untuk sekedar mengecas handphone ke counter handphone yang aliran listriknya menggunakan mesin genset/generator. Ini lantaran, ponsel warga ngedrop karena selama tiga hari tidak ada aliran listrik untuk ngecas.

Hasanuddin warga desa Pamubulan, kecamatan Bayah, mengaku harus bayar sebesar Rp.10 ribu di counter handphone untuk ngecas ponsel miliknya. Ia terpaksa ngecas ponsel di counter handphone, karena aliran listrik di rumahnya sudah tiga hari mati.

“Pas saya mau ngecas ke counter, ternyata sudah banyak warga lainya juga yang menggunakan jasa sewa ngecas,” kata Asep, Jumat (1/12/2017).

Ia mengaku, tarif untuk satu kali ngecas Rp.10 ribu sampai daya ponsel terisi penuh. Kata dia, hal itu terpaksa dilakukan (sewa ngecas) karena ponsel sangat dibutuhkan untuk komunikasi.

“Apalagi saya, yang usahanya ketergantungan dengan ponsel. Kalau mati ya, bisa rugi,” ujarnya.

Warga baksel hidup dalam kegelapan kesal listrik sering byar pet fakrab desak copot kepala upj pln malingping
Bukan hanya hanya counter handphone yang kebanjiran sewa ngecas ponsel, pedagang minyak tanah dan lampu juga laku keras. Sumadi pemilik toko di kecamatan Bayah, mengaku sejak listrik padam banyak warga yang membeli minyak tanah dan lilin.

“Mungkin dampak dari listrik padam, warga banyak yang beli minyak tanah dan lilin untuk penerangan di rumahnya,” akunya.

Sementara, Plt Manajer PLN Area Banten Selatan Rayon Malingping Ryan Andista Andriawan meminta maaf kepada pelanggan akibat seringnya listrik padam dan aliran listrik yang tidak stabil.

Ryan beralasan, kondisi tersebut akibatnya banyaknya pohon yang tumbang sehingga mengakibatkan kabel PLN menjadi putus serta tiang menjadi patah. Diperparah oleh robohnya tower SUTET di Desa Cijarian, kecamatan Bojong Galing, kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

“Ini semua terjadi akibat fenomena alam dimana terjadi cuaca buruk yang sangat ekstrem,” kilah Ryan. (duy/firda)

Berita Lainnya
Leave a comment