Melakoni profesi sebagai pembunuh bayaran terasa aneh di telinga. Selain dari sisi agama dosa besar, profesi ini sarat dengan bau darah.
Namun hal itu rupanya tidak berlaku bagi pria asal Rusia ini. Namanya Andrey Vershinin (43). Ia dianggap sebagai salah satu pembunuh bayaran papan atas di negeri itu sepanjang 1990-an. Dia diyakini sudah membunuh 30-40 orang atas perintah siapa saja yang bisa membayarnya.
Dia tak menunjukkan penyesalan dan menganggap aksinya hanyalah pekerjaan semata. Untuk pertama kalinya pria yang kini mendekam dalam penjara itu berbicara. Dia kini membantu polisi dengan harapan bisa bebas dalam satu dekade mendatang.
Andrey mengungkapkan nama-nama pelaku kriminal yang pernah menggunakan jasanya sebagai upaya untuk menghindari hukuman penjara seumur hidup yang mengancamnya. Saat memberikan kesaksian di pengadilan Moskwa, Selasa (6/3/2018), aparat keamanan menjaga agar wajah sang pembunuh tak bisa dilihat publik.
“Saya hanya menjalankan pekerjaan, mengakhiri masalah dengan seseorang, dan pergi,” kata Andrey kepada jaksa negara Maria Semenenko.
Uniknya, Andrey memilih metode membunuh targetnya dari jarak dekat, dan bukan melakukan aksi sniper dari jarak jauh. Alasannya sederhana, Andrey mengaku penglihatannya amat buruk jika untuk mengincar sasaran dari jarak jauh.
Dia diinterogasi dalam proses persidangan sejumlah anggota geng kriminal “Forest” pimpinan Dmitry “Les” Lesnyakov. Kelompok ini dianggap sebagai organisasi kriminal paling brutal di Rusia.
Dari sembilan terdakwa yang dihadirkan di persidangan, Andrey mengaku mengenal enam di antara mereka. Andrey membenarkan dia geng kriminal yang berbasis di wilayah Pushkimo, Moskwa, itu mengontrak dirinya untuk membunuh para pesaingnya. (kpg/firda)