Dugaan pengaturan pemenang lelang pada paket Perencanaan Pengembangan Energi Baru Terbarukan di Kota Tangerang dengan harga perkiraan sendiri (HPS) Rp 514.000.000 rupanya bukan isapan jempol.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, pengaturan pemenang tender telah direncanakan satu minggu sebelum pengumuman. Bahkan oknum panitia lelang diajak jalan-jalan lebih dahulu oleh pemenang tender.
Informasinya oknum tersebut diajak plesiran ke Pekanbaru, Riau.
“Kami menduga dalam perjalanan itu memang terjadi suatu konspirasi dalam memuluskan dan memenangkan proyek lelang tersebut,” kata sumber Respublika.id yang tak ingin namanya disebutkan, Jumat (9/3/2018).
Menurutnya, selama ini perusahaan yang menang tender wajib menyisihkan uangnya kepada oknum panitia lelang. Namanya disebut uang koordinasi.
“Biasanya kami itu kalau berhasil mendapatkan paket, oknum panitia lelang selalu minta bagian. Ya biasanya 15% dari anggaran pekerjaan tersebut. Itu hal yang biasa,” ungkapnya.
Ketua Komisi IV DPRD Kota Tangerang Turidi Susanto mengaku akan memanggil panitia Unit Layanan Pelelangan (ULP).
Ini sesuai dengan intruksi dari ketua DPRD, yang rencananya pemanggilan tersebut dijadwal minggu depan. “Kita secepatnya akan memanggil. Ini untuk mengetahui benar atau tidaknya kalau lelang di sini sudah diatur siapa pemenangnya,” ujarnya.
Seperti diketahui, dalam proses lelang paket “Perencanaan Pengembangan Energi Baru Terbarukan di Kota Tangerang” diduga telah terjadi persekutuan jahat. Di mana, pada 2 Maret 2018 sekira pukul 15.30 WIB panitia lelang telah menetapkan PT Hexsa Indotech Consultans sebagai pemenang lelang pada paket dengan nilai HPS Rp 514.000.000.
Namun, sekira pukul 16.30 WIB panitia lelang tersebut telah mengubah pemenang paket itu yakni PT. Ecoplan Rekabumi Interconsultan.
Kepala Bagian Pengadaan Barang dan Jasa (BPBJ) Kota Tangerang Jatmiko mengakui ada perubahan tersebut. Namun ia membantah kalau sudah ada pengaturan. Kata dia, persoalan itu memang murni ada kekeliruan yang dilakukan oleh panitia lelang. Di mana, petugas ULP tersebut salah mengklik perusahaan yang menang dalam lelang paket tersebut.
“Ini memang murni human eror dan semuanya tercatat dalam sistem,” elaknya. (man/firda)