
Isak tangis haru menyelimuti prosesi pemakaman Ahmad Fauzan Ernanda (18), dia adalah pelajar korban tewas tawuran di Jalan Raya Puspiptek, Kademangan, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).
Walau Ia sempat dioperasi serta mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo (RSCM), Jakarta, nyawa pelajar itu tak tertolong lantaran luka berat di wajah kirinya akibat sabetan pedang.
Para pelajar putra dan putri ikut mengantarkan jasad rekannya ke peristirahatan terakhir. Di pemakaman, tak sedikit di antara rekan sekolah korban yang menangis.
Sedikitnya seratus orang turut mengantar jasad Fauzan ke pemakaman. Pauzan dimakamkan sekitar pukul 10.30 WIB di TPU Pedurenan, yang jaraknya sekitar satu kilometer dari rumah duka di Jalan Pedurenan RT 003 RW 01 Nomor 119, Pedurenan, Gunung Sindur, Kabupaten Bogor.
“Ingat pesan orangtua Ozan. Jangan ada dendam,” kata Kapolsek Cisauk, AKP Fredy Yudha berpesan kepada teman-teman korban di pemakaman, Rabu (8/8/2018).
Fredy menyatakan, musibah yang dialami anak pasangan Ivan Sopian Hadi dan Erna Diana ini harus dijadikan pelajaran bagi seluruh peserta didik. Terlibat aksi tawuran pelajar hanya dapat merugikan diri sendiri, orangtua dan masyarakat sekitar.
Ia berpesan kepada rekan-rekan Pauzan untuk tetap terus belajar. Jangan melakukan aksi balas dendam karena kasusnya sudah ditangani oleh pihak kepolisian.
Fredy bilang, penegakan supremasi hukum tetap terus berjalan. “Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menjadi pelajar berprestasi. Bukannya dengan tawuran,” tegasnya. (den)