Untuk Kepentingan Umum

Iksan Bhakti dari Jurnalis Menatap Panggung Politik

Hidup harus berarti setelah itu mati. Kutipan tersebut terdengar syahdu dan sering kita dengar. Ya, kutipan itu memang ucapan terkenal aktivis mahasiswa era 60an, Soe Hok Gie yang gugur di usia muda.

Nah, kalimat itu rupanya mengilhami wartawan senior Iksan Bhakti yang kini banting stir menjadi seorang politisi.

Terjun ke dunia politik bukan tanpa sebab. Bukan pula ujug-ujug tetapi melalui proses panjang yang lahir dari sebuah interaksi. Tugas menjadi wartawan mau tidak mau mengharuskan selalu terjun ke masyarakat, mencari informasi ataupun sekadar bersilaturahmi.

Hasil interaksi ini rupanya membentuk karakter kuat Ihsan untuk terjun ke dunia politik. Karena untuk bisa mengubah keadaan harus terjun ke politik. Tanpa itu rasanya sulit walaupun sebetulnya bisa.

Berbekal pengalaman di lapangan membuat Iksan yakin untuk bisa memberikan yang terbaik untuk masyarakat. Lewat jalur politik itu, dirinya meyakini hal tersebut. Membantu masyarakat harus dilakukan. Caranya melalui saluran-saluran demokrasi, salah satunya dengan menjadi wakil rakyat.

Jalan terjal menjalani hidup rupanya membuat Ihsan begitu peka terhadap masyarakat. Ia gelisah ketika masih ada rakyat kesusahan. Ia gelisah ketika masih ada anak putus sekolah. Ia gelisah ketika masih ada pengamen jalanan yang mengais rupiah di perempatan lampu merah.

Adanya kelompok terpinggirkan ini menjadi bukti kalau Negara belum sepenuhnya hadir. Menjadi bukti kalau rakyat belum sejahtera. Menjadi bukti kalau pemerintah belum serius urus masyarakat.

Nah lewat kontemplasi ini ditambah pengalaman hidup Iksan membuatnya yakin bahwa dunia politik menjadi tujuan dari sesuatu untuk berguna. Ya, seperti ungkapan ‘Hidup Harus Berarti Setelah Itu Mati’.

Iksan Bhakti adalah sosok pribadi yang sederhana, mandiri dan disiplin. Kepribadiannya ini merupakan hasil didikan sang ayah yang merupakan Purnawirawan TNI AD dan sang ibu yang penyabar.

Awal karir Iksan Bhakti, ia lakukan saat pertama kali menjadi seorang kurir kaset liputan di ANTV, dan mulai terjun di dunia jurnalis saat menjadi Stringer Kontributor News di RCTI Wilayah Tangerang Raya tahun 2007.

Ketertarikan terhadap dunia jurnalis dilanjutkan menjadi reporter TV Lokal di CTV Banten tahun 2009-2012, dan tahun 2013 hingga saat ini, ia masih menjadi Kontibutor News Wilayah Tangerang Selatan di Stasiun TV Nasional ANTV dan TVOne.

Bahkan untuk menyalurkan kecintaannya terhadap dunia kewartawanan, di tahun 2014 ia membuka perusahaan media online www.korantangsel.com, dan di tahun 2015 membuka media online lain www.bentengpos.com.

Dibalik kepribadiannya yang sederhana, dalam dirinya terdapat jiwa sosial yang tinggi. Sehingga, membawa dirinya untuk terjun ke berbagai organisasi. Seperti Pramuka, PMR, PPM, Taruna Siaga Bencana (Tagana), HAMI Bersatu dan KNPI.

Tak hanya aktif di berbagai organisasi, ia dipercaya menjadi Kepala Cabang Tangerang di PT Madu Pramuka. Bahkan pengabdiannya pada almamater, ia sempatkan diri menjadi Staf Pengajar Muatan Lokal Jurnalistik di SMA Syekh Yusuf Kota Tangerang.

Setelah sempat menjadi wartawan politik pada masa Pilkada Kota Tangerang Selatan, akhirnya ia mulai terarik untuk terjun di dunia politik dan memilih Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai yang mempunyai program tentang Solidaritas, Pluralitas Beragama, Suku dan Bangsa.

Dan melalui PSI-lah, dirinya maju mencalonkan diri sebagai Anggota Dewan Perwakilan Daerah Kota Tangerang Dapil 1 (Kecamatan Karawaci- Kecamatan Tangerang).

Insya Allah dengan berbagai pengalaman organisasi, dan jika diizinkan menjadi wakil rakyat, ia ingin Menampung dan memperjuangkan aspirasi rakyat di bidang pemberdayaan perempuan, pendidikan, seni budaya, dan kesenian lokal, pelestarian lingkungan hidup, dan berniat membuat KEREN Kota Tangerang khususnya wilayah Dapil 1. Dengan Slogan “Yuk Ngobrol, Pasti SIB”. (firda)

Berita Lainnya