Untuk Kepentingan Umum

BKKBN Banten: Bonus Demografi Harus Menjadi Berkah

Sosialisasi dan Pengembangan Program Lini Lapangan di Kampung KB Bersama Mitra Tahun 2018 di Kelurahan Pondok Cabe Ilir, Kecamatan Pamulang, Tangsel, Jumat (14/12/2018).

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Provinsi Banten terus gencar menyosialisikan program keluarga berencana (KB) kepada masyarakat. Salah satu kegiatan itu dihelat di Kelurahan ini Pondok Cabe Ilir, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Jumat (14/12/2018).

Hadir sebagai Narasumber dalam acara bertema Sosialisasi dan Pengembangan Program Lini Lapangan di Kampung KB Bersama Mitra Tahun 2018, Yeti Rismayati, Perwakilan dari BKKBN Provinsi Banten.

Dalam pemaparannya dihadapan ratusan peserta yang didominasi ibu-ibu tersebut, Yeti mengatakan, jumlah penduduk Banten saat ini telah berada dikisaran 12,7 juta jiwa. Dengan jumlah tersebut, kelompok usia produktif yaitu15-64 tahun menempati posisi terbanyak, yang artinya Banten telah mengalami bonus demografi.

“Bonus demografi ini hanya sekali dinikmati oleh negara-negara didunia. Fenomena ini terjadi ketika usia penduduk usia produktif lebih banyak dari jumlah penduduk tidak produktif. Artinyax beban yang yang ditanggung oleh penduduk usia produktif lebih rendah, sehingga semestinya ini menjadi berkah jika semua penduduk usia produktif bekerja,” paparnya.

Bonus demografi juga, kata Yeti, semestinya memacu pertumbuhan ekonomi nasional dengan adanya kerja, selain itu juga meningkatkan tingkat konsumsi. Dengan demikian, perputaran ekonomi menjadi lebih cepat dengan tingginya tingkat produktifitas penduduknya.

“Namun yang harus diwaspadai, bonus demografi justru akan menjadi musibah ketika banyak penduduk yang tidak bekerja, sehingga hanya menjadi beban bagi negara,” tambahnya.

Masih kata Yeti, setidaknya ada dua faktor yang terjadi, yaitu keterbatasan lapangan kerja dan rendahnya kualitas sumber daya manusia. Untuk kedua faktor pemicu itu, jelas Yeti, tugas BKKBN adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui program KB. Dimana melalui program ini, setiap keluarga berusaha ditingkatkan kualitasnya agar terwujud juga keturunan yang berkualitas.

“Jadi, program KB itu, salah satu kiat untuk mengantisipasi bonus demografi. Karena dengan peningkatan kualitas keluarga, akan terjadi ketahanan keluarga, terutama saat menghadapi tantangan bonus demografi. Kita berharap, bonus demografi menjadi berkah, bukan musibah,” bebernya.

Yeti mengimbau kepada peserta untuk tidak ragu-ragu lagi menjadi peserta KB, karena ditegaskannya, KB telah menjadi sebuah kebutuhan untuk menghadapi tantangan pertumbuhan penduduk Banten yang masih menempati urutan kelima sebagai provinsi dengan jumlah penduduk tertinggi di Indonesia.

“Jangan lagi ragu ikut KB kalau ingin keluarga kita berkualitas,” tandasnya.

Berita Lainnya