TANGERANG – Tingginya jumlah piutang yang belum tertagih dari mahasiswa berdampak terhadap kesejahteraan tenaga pengajar di Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT). Akibatnya, banyak tenaga pengajar yang hingga kini bergaji minim.
Hal tersebut disampaikan oleh Rektor UMT A Amarullah saat rapat kerja UMT 2019 dengan tema penguatan tata kelola organisasi menuju UMT unggul dalam pengembangan IPTEKS. Rektor UMT A Amarullah mengatakan, diusia UMT yang sudah 10 tahun pihaknya berkomitmen ingin meningkatkan kesejahteraan tenaga pengajar dalam waktu dekat. Upaya tersebut dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di kampus biru tersebut. “Kita akan sisir kemampuan keuangan kampus. Nanti akan ditentukan besarannya sesuai jumlah jam mengajar, banyaknya kelas, dan ketersediaan dosen,” ujarnya ketika ditemui, Sabtu (28/9/2019).
Adapun piutang tersebut, hingga saat ini jumlahnya mencapai Rp 19 Miliar yang didominasi oleh mahasiswa yang telah tamat menyelesaikan pendidikan dikampus tersebut. Menurutnya, piutang tersebut menjadi kendala besar untuk menaikkan gaji tenaga pengajar. Berbagai upaya pun coba dilakukan pihaknya. Antara lain dengan melakukan pendataan dan membuat kebijakan khusus untuk menekan angka tersebut. Salah satunya dengan melibatkan mahasiswa membentuk tim untuk penggalangan dana sosial.
Data yang diperoleh, gaji tenaga pengajar di UMT berfariatif tergantung jumlah kelas yang tersedia. Yaitu mulai Rp 1,2 juta – Rp 5 juta perbulannya. Labih lanjut, ia meminta seluruh pengajar untuk konsisten bekerja meningkatkan kualitas pendidikan di kampus tersebut. “Kita juga nanti akan meminta janjinya para pengajar. Jika tidak sesuai maka gajinya tidak akan maksimal,” pungkasnya. (panda)