TANGERANG – Usaha pengembang biakan lebah teuwel di Kampung Anggur RW 03, Kelurahan Uwung Jaya, Kecamatan Cibodas banjir peminat. Berbagai daerah pun mulai melirik potensi baru bernilai ekonomis tinggi yang dimiliki Kota Tangerang saat ini.
Penggagas Kampung Anggur, Boedi Santoso (44) mengatakan, pasca dikembangbiakan sejak Juli 2019 lalu, permintaan budidaya lebah teuwel terus berdatangan. Bahkan, berbagai daerah di Kota Tangerang pun mulai mempelajari cara pengembangbiakan jenis tawon yang tidak memiliki sengat ini. “Pesanan sudah mulai masuk khususnya untuk Stup (tempat budidaya). Terbaru dari daerah Cirebon memesan perdana hingga 100 stup,”ujarnya,Rabu (18/12/2019).
Boedi mengatakan, alasan produknya diminati di Cirebon karena memiliki harga yang terjangkau dan tahan lama.
Khusus stup, sambung Boedi,terdapat tiga jenis yang diproduksinya. Yaitu stup budidaya Rp 15 ribu perbuahnya, stupe edukasi yang Rp 1,2 juta perbuahnya dan inovasi yang memiliki ciri khas miniatur rumah adat ditawarkan Rp 700 ribu perbuahnya. Harga tersebut belum termasuk koloni lebah yang siap produksi. “Satu koloni bibit Rp 70 ribu. Terdiri dari satu ratu dan ratusan lebah pekerja. Madu baru dapat dipanen tiga bulan kemudian tergantung ketersediaan pakan lebah. Untuk stup budidaya siap dibudidayakan Rp 100 ribu perkotaknya,”tambahnya.
Data yang diperoleh, pihaknya mampu memprodukasi satu buah stup edukasi selama empat hari, stup budi daya berukuran 11x10x30 cm sebanyak 50 buah.
Menurut Boedi, perawatan lebah teuwe mudah. Karena jenis lebah trigona ini mampu mencari makan hingga 500 meter dari sarang dan mmpu bertahan didaerah yang memiliki kadar air rendah. “Yang penting jauhi dari semut, cicak dan burung pemangsa serangga,” pungkasnya. (Panda)