Dalam hitungan jam, lebih dari 800 orang Venezuela di Amerika Serikat (AS) memesan penerbangan darurat dari Miami ke Caracas (ibukota Venezuela) melalui laman yang dioperasikan pemerintahan Venezuela. Penerbangan ini gratis dan ditawarkan oleh Presiden Nicolás Maduro ketika dia mengetahui bahwa ada 200 orang Venezuela yang terjebak di AS menyusul keputusannya untuk menghentikan semua penerbangan sipil guna mencegah penularan wabah virus corona baru. Banyaknya pemesan ini menandai bahwa banyak warga Venezuela ingin kembali ke tanah airnya.
Venezuela banyak mengalami serangan politik luar negeri AS dan pemerintahan Trump memberikan sanksi yang menghancurkan sistem ekonomi dan layanan kesehatan Venezuela, jauh sebelum pandemi virus corona. Dalam kondisi pandemi ini, sanksi AS meningkatkan biaya untuk membeli test kit dan cadangan obat-obatan serta menghalangi pembelian perlengkapan medis dari AS sendiri dan banyak negara Uni Eropa. Hambatan ini tampaknya menyebabkan Venezuela dalam kondisi terburuk, sama dengan Iran (yang juga terpukul karena sanksi AS) atau Italia (karena program penghematan dan neoliberalisme). Namun, Venezuela mengambil langkah tegas sejak awal menghadapi pandemi.
Sebagai hasil dari langkah dan faktor lainnya, kondisi Venezuela sekarang sangat baik. 11 hari setelah virus corona dinyatakan menjangkit rakyat Venezuela, ada 86 orang yang positif virus corona, dengan angka kematian 0. Sementara negara tetangganya mengungkapkan data positif virus corona sebagai berikut:
Brazil 1.924, meninggal dunia 34
Ekuador 981, meninggal dunia 18
Chili 746, meninggal dunia 2
Peru 395, meninggal dunia 5
Meksiko 367, meninggal dunia 4
Kolombia 306, meninggal dunia 3
Kecuali Meksiko, negara-negara tersebut secara aktif terlibat dan berkontribusi kepada politik luar negeri AS dalam menggulingkan pemerintahan yang sah di seluruh dunia. Nah, mengapa Venezuela lebih baik dalam menghadapi pandemi virus corona baru?
Banyak orang ragu dan mengklaim bahwa pemerintahan Maduro menyembunyikan fakta pandemi virus corona baru dan tingkat kematiannya, tidak punya cukup alat untuk memeriksa warga negaranya, tidak cukup obat-obatan dan tidak punya kemampuan untuk menanggulangi pandemi. Namun, berikut ini fakta-faktanya:
Pertama, solidaritas internasional mempunyai peranan yang sangat berharga dalam membantu pemerintahan Venezuela untuk menghadapi semua hambatan tersebut. Cina mengirimkan alat tes diagnose virus corona sehingga 320.000 rakyat Venezuela diperiksa secara medis. Selain itu, Cina juga mengutus para ahli medis dan berton-ton perlengkapan medis. Kuba mengirimkan 130 dokter dan 10.000 Interferon Alpha-2B yang terbukti sudah bisa membantu pengobatan pasien Covid 19. Rusia juga mengirimkan perlengkapan medis dan alat-alat deteksi virus corona baru. Ketiga negara yang dinilai sebagai musuh oleh AS, selalu memberikan solidaritas dan dukungan material. AS sendiri hanya mengusulkan sanksi yang lebih banyak lagi dan IMF yang diketahui umum berada di bawah kendali AS, menolak permintaan bantuan sebesar 5 miliar dolar AS untuk dana darurat.
Kedua, pemerintahan dengan cepat menjalankan suatu rencana untuk mengatasi penyebaran penyakit Covid 19. Pada tanggal 12 Maret 2020, sehari setelah ada 1 pasien Covid 19, Presiden Maduro memutuskan darurat kesehatan, melarang himpunan massa dan membatalkan penerbangan dari Eropa dan Kolombia. Pada tanggal 13 Maret 2020, dua orang Venezuela positif Covid 19 sehingga pemerintahan menutup sekolah-sekolah, menyarankan memakai masker di terminal dan perbatasan, menutup pertunjukan, hiburan malam dan sejumlah restoran. Pada hari berikutnya, karantina secara nasional diberlakukan dan laman survey online diaktifkan untuk meneliti potensi kasus Covid 19. Setelah 42 orang terjangkit Covid 19, 90% penduduk Venezuela dikarantina atau lockdown. Setelah itu, 12 juta penduduk mengisi survei kesehatan, lebih dari 20.000 orang sakit, sehingga para pekerja medis mendatangi rumah mereka dan 145 orang dinyatakan terjangkit virus corona baru. Jika pemerintahan tidak melakukan tindakan ini, 3.000 orang Venezuela akan menderita Covid 19 dan jumlah kematian akan banyak.
Ketiga, rakyat Venezuela sudah terbiasa menghadapi kemelut. Selama lebih dari 7 tahun, Venezuela hidup dalam protes yang keras dari sayap kanan, perang ekonomi karena kekurangan bahan pangan dan hiperinflasi, sanksi-sanksi yang menghancurkan ekonomi, kudeta yang terus berlangsung, pemberontakan militer, serangan terhadap fasilitas umum, mati listrik, migrasi penduduk ke luar negeri dan ancaman serangan militer AS. Virus corona baru adalah jenis tantangan lainnya, namun kemelut sebelumnya sudah membentuk daya tahan rakyat Venezuela dan memperkuat solidaritas sosial di Venezuela. Jadi, selama wabah virus corona baru melanda Venezuela, tidak ada kepanikan di masyarakat. Rakyat tenang dan mematuhi petunjuk kesehatan dari pemerintahan.
Keempat, massa harus terorganisir dan rakyat harus diutamakan. Komunitas yang terorganisir memegang kepemimpinan, memproduksi masker, menjaga sistem persediaan pangan bagi seluruh rakyat, memberikan kemudahan dan tempat tinggal kepada para dokter yang bekerja ke seluruh kawasan penduduk dan mendorong orang untuk memakai masker di tempat umum. Lebih dari 12.000 mahasiswa kedokteran dilatih untuk terlibat menangani wabah. Pemerintahan Maduro menunda pembayaran sewa menyewa, memperluas pemadam kebakaran, memberikan bonus kepada buruh, melarang perusahaan telepon untuk memotong saluran telepon rakyat atau internet, mencapai kesepakatan dengan hotel-hotel untuk menyediakan 4.000 kamar jika wabah meluas dan berjanji membayar gaji karyawan dari usaha kecil dan menengah. Dalam menghadapi krisis pademi ini, Venezuela tetap menjamin ketersediaan pangan yang murah, layanan kesehatan gratis dan tes penyakit virus corona secara umum dengan gratis, serta meringankan beban ekonomi kelas pekerja.
Kondisi ini membuat banyak orang Venezuela yang sudah bermigrasi ke AS, berkeinginan pulang ke negerinya karena mereka mengetahui bahwa peluang hidup di hadapan pandemi virus corona baru secara jasmani dan ekonomi, jauh lebih baik di Venezuela yang mengutamakan kesehatan ketimbang keuntungan.
Disadur dari artikel Code Pink, perhimpunan masyarakat sipil AS anti perang