Jangan Hanya Retorika, Komnas PA Minta Pemkot Tangsel Manfaatkan Toa Masjid Sosialisasikan Perlindungan Anak
Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait mengatakan Pemkot Tangsel harus membangun gerakan perlindungan anak berbasis keluarga dan masyarakat.
Hal tersebut kata dia guna melindungi anak-anak dari segala yang mengancam dan juga kekerasan yang bakal terjadi kepada generasi penerus bangsa itu.
“Caranya setiap kelurahan atau desa bisa membuat kelompok untuk penyuluhan. Bisa menggunakan toa masjid saat ada kegiatan keagamaan mengumumkan bagaimana cara menjaga anak,” kata Arist usai bertemu korban kekerasa anak di Mapolres Tangsel, Jumat (21/5/2021).
Arist menuturkan, Pemerintah sudah sepatutnya hadir untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada anak.
Sosialisasi perlindungan anak juga, kata dia, jangan hanya cuma retorika tanpa adanya gerakan yang jelas merubah pola pikir untuk mencagah kembalinya kekerasan terhadap anak.
“Upaya perlindungan anak jangan hanya retorika, tapi bisa merubah pola pikir agar kejadian kekerasan terhadap anak tidak berulang,” tuturnya.
Maraknya kekerasan anak yang terjadi, Arist mengungkapkan, bukan hanya karena lemahnya penegakan hukum.
Tetapi menurutnya, kasus-kasus mengenai anak juga memerlukan bukti-bukti yang kuat, apalagi melibatkan keluarga terdekat.
“Ya saya kira bukan hanya lemahnya penegakkan hukum, tetapi memang kasus-kasus kejahatan seperti ini memerlukan bukti-bukti yang kuat. Sama sepertinya halnya kasus kekerasan seksual, tetapi penegakan hukumnya masih sangat lemah,” pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, seorang anak menjadi korban kekerasan bapak kandungnya, lantaran cemburu, mantan istrinya yang menjadi TKW di Malaysia memiliki kekasih lain. (ari)