RESPUBLIKA.ID – Paguyuban Ikatan Keluarga Gunung Kidul (IKG) Yogyakarta menggelar pagelaran seni budaya dan juga menjajakan produk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di salahsatu pusat perbelanjaan yang berada di Ciledug, Kota Tangerang.
Acara tersebut juga sekaligus merayakan hari jadi IKG Wilayah Kota Tangsel yang ke 4.
Koordinator Wilayah IKG Kota Tangsel Edi Suyanto mengatakan, selain mempererat silaturahmi, pertunjukan seni dan gelaran produk UMKM itu juga untuk menjaga kebhinekaan.
Kebhinekaan itu salahsatunya ditunjukan dengan pakaian yang dikenakan panitia acara menggunakan pakaian adat betawi, sebagaimana mayoritas suku yang berada di Tangsel.
“Sebagaimana pepatah ‘dimana tanah dipijak, disitu langit dijunjung’ dari situ silaturahmi IKG kali ini, pria-prianya memakai pakaian adat betawi. Karena Tangsel itu kan tanah betawi yah,” kata Edi, ditulis Jumat (22/4/2022).
Acara tersebut, Edi menuturkan, digelar secara rutin, dan dihadiri dari perantau asal Gunung Kidul yang berada di wilayah Jabodetabek.
Kemudian, selain diharapkan dapat membantu pelaku usaha, kegiatan itu juga dapat membantu para seniman musik tradisi, untuk mendongkrak penghasilan setelah dua tahun pandemi Covid 19 melanda.
“Untuk acara ini, setiap tahun ada. Nah kebetulan saat ini saya sebagai Ketua Panitia Pameran diaspora Yogyakarta bekerjasama dengan Badan Hubungan Daerah (Banhubda). Di acara ini semua produk asli dari pelaku usaha Gunung Kidul. Mulai dari pakaian, makanan, minuman. Di wilayah Tangsel UMKM-nya lebih dari 50,” tuturnya.
Di lokasi yang sama, Ketua Umum IKG Eddy Sukirman mengungkapkan, saat ini warga perantau asal Kabupaten Gunung Kidul berjumlah sekira 300 ribu, tersebar di wilayah Jabodetabek.
Untuk menjaga komunikasi antar diaspora, pihaknya menunjuk 18 orang koordinator, dan tujuh Korwil, sebagaimana jumlah kecamatan atau (kapanewon) yang ada di Kabupaten Gunung Kidul.
“Warga yang merantau dari Gunung Kidul itu hampir 300 ribu. Tersebar di Jabodetabek Ada 18 Koordinator Kecamatan atau Kapanewon, dan tujuh Korwil. Jadi seluruhnya ada 25 kepemimpinan di tingkat Jabodetabek. Dan acara inj sekaligus HUT IKG Korwil Tangsel,” ungkapnya.
Eddy menambahkan, dalam pagelaran tersebut UMKM Diaspora asal DIY itu sudah mendapatkan omzet hingga ratusan juta rupiah, dalam waktu kurang dari satu minggu.
Sementara, penampilan seniman-seniman khas Gunung Kidul diharapkan melestarian budaya Yogyakarta.
“Gelaran kali ini, laporan dari kawan-kawan UMKM, mereka sudah mendapatkan omzet hingga Rp300 juta, dalam waktu enam hari. Di kami juga ada salah satu bidang, yakni seni budaya, dan anggota terbesar adalah seni campur sari, ada seni wayang kulit seni wayang orang, dan lain-lain. Yang mengandung seni kita wadahi semua,”
“Semoga dengan acara ini dapat mendongkrak perekonomian warga Gunung Kidul dalam perantauan,” pungkasnya.(Ari)