Untuk Kepentingan Umum

Dunia Dalam Genggaman Xi Jinping

Presiden China Xi Jinping bisa dikatakan orang yang paling berkuasa di dunia saat ini. Bagaimana tidak, ia bisa menggengam kekuasaannya di dalam negeri, dan kini tengah melakukan ekspansi di dunia internasional. Kekuatan ekonomi Cina yang begitu besar seperti menjadi jawaban akan besarnya kekuasaan yang dimiliknya. Bahkan ketika Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengunjungi China bulan depan, dia tidak akan jadi orang yang disebut paling berkuasa di dunia.

Presiden China Xi Jinping mengungkap jajaran kepemimpinan baru tanpa calon penerus dan bersiap untuk mendominasi dunia politik untuk beberapa dekade yang akan datang.

Hal tersebut memberikannya tingkat stabilitas dan pengaruh yang bisa membuat seluruh pemimpin di dunia iri, duduk di puncak perekonomian kedua terbesar dunia didampingi kekuatan militer terbesar tanpa penantang atau pengontrol atas kuasanya.

Trump, Kanselir Jerman Angela Merkel dan Perdana Menteri Inggris Theresa May semua dihadapkan pada pertentangan di dalam negeri, sementara Presiden Rusia Vladimir Putin bahkan tidak bisa menyombongkan stabilitas dan keamanan ekonomi seperti yang dilakukan pemerintahan Xi.

Dalam sebuah twit pada Rabu (25/10), Trump mengatakan telah menelepon Xi untuk mengucapkan selamat atas “peningkatan luar biasa” yang ia capai. Berbicara kepada Fox Business sebagaimana dikutip CNN, setelah panggilan telepon presiden AS menyatakan “kini orang-orang bisa menyebut (Xi) sebagai Raja China.”

Dalam upacara yang tampak sangat rapi pada Rabu, Xi mengatakan kepemimpinannya akan “mantap menjunjung kedaulatan, keamanan dan kepentingan pertumbuhan negara.”

Langkah itu menutup upaya sepanjang tahun yang dilakukan Xi untuk “membuat China hebat lagi,” kata James McGregor, penulis ‘No Ancient Wisdom, No Followers: The Challenges of Chinese Authoritarian Capitalism’.

“Ia mempunyai wacana bahwa ‘China pernah hebat, orang asing mengacau dan partai telah mengembalikannya’.”

Dalam Kongres Partai Komunis bulan ini, “Pikiran Xi Jinping” diabadikan dalam konstitusi China, sebuah kehormatan yang hanya diberikan kepada dua pemimpin lain: Mao Zedong dan Deng Xiaoping.

Lewat pidato dalam pertemuan politik yang digelar lima tahun sekali itu, Xi menjanjikan awal sebuah “era baru” untuk partai dan China, berdasarkan apa yang dibangun oleh Mao dan Deng.

“Mao mendirikan Republik Rakyat China. Deng membawa kesejahteraan negara dan kini Xi bakal membawa kekuasaaan,” kata Frank Ching, pengamat dan pakar politik China yang berbasis di Hong Kong.

Hal ini termasuk sikap tertutup di kancah internasional, sebagaimana ditunjukkan dalam inisiatif ekonomi dan dagang Xi–One Belt One Road–dan upayanya, setidaknya secara retoris, untuk mengambil mantel globalisasi dan environmentalisme.

McGregor mengatakan kepada CNN bahwa “dengan kekacauan di Washington dan disfungsi di Eropa, dunia mencari kepemimpinan baru,” sebuah kevakuman yang berupaya untuk diisi oleh Beijing.

“(Xi) telah mengeksploitasi kesempatan strategis di Asia yang dibuka oleh kehati-hatian pemerintahan Obama dan kini oleh instabilitas dan kekacauan pemerintahan Trump,” kata laporan baru-baru ini oleh Lowy Institute Australia.

“Mengenakan slogan ‘Mimpi China’, penguatan partai yang dilakukan Xi di dalam dengeri dan tekadnya untuk menekan klaim Beijing di luar negeri mempunyai implikasi besar untuk China, tetangga-tetangganya dan seluruh dunia.”

Ching mengatakan China “kini hadir di seluruh dunia dan AS mundur. China bakal bergerak.”

Dua anggota baru kabinet Xi, Li Zhanshu dan Wang Huning, mempunyai reputasi kuat dalam kebijakan luar negeri yang searah dengan hasrat Xi.

Sebagai kepala staf, Li mendampingi Xi dalam perjalanan-perjalanan kunci ke luar negeri seperti AS dan Rusia, sementara Wang berperan sebagai arsitek kebijakan “neo-otoriter” dan “neo-konserfatif” yang berfokus pada “nasionalisme dan ketertiban politik” di bawah Xi, kata analis Jude Blanchette.

Reshuffle 25 anggota Politburo, badan kedua tertinggi dibawah Komisi Tetap Politburo dalam hal otoritas, juga dihiasi promosi diplomat tertinggi China, Yang Jiechi, yang menjadi tokoh kunci dalam membentuk kebijakan terkait AS, India dan negara-negara lain.

Kepemimpinan keras Xi sangat terasa dalam kebijakan militer dan luar negeri China.

Di Laut China Selatan, Beijing terus membangun militerisasi pulau-pulau, terumbu karang dan pulau kecil menentang putusan mahkamah internasional.

Meski penentangan berulang kali dan dengan tegas dilontarkan AS, Inggris, Filipina, Australia dan pihak lain, China selalu memenangkan argumen. Hanya sedikit pihak yang mengklaim laut tersebut bisa menantang Beijing secara militer, dan meski Washington terus melakukan operasi kebebasan navigasi, masalah itu tidak jadi perhatian pemerintahan Trump.

“Lebih dari para pendahulunya, Xi telah mencoba untuk meningkatkan kekuatan diplomatik dan militer China untuk mendorong klaim teritorial Beijing di Laut China Timur dan Selatan, dan mengunci kepentingan negara di barat,” bunyi laporan Lowy.

Soal pertentangan China dan AS terkait Korea Utara, Beijing juga selalu selangkah lebih maju, menepikan tekanan keras dari Washington untuk bersikap lebih tegas kepada Pyongyang, meski telah mendukung sanksi lebih tegas dan sejumlah pembatasan perusahaan Korut.

Tong Zhao, peneliti di Carnegie-Tshinghua Center for Flobal Policy di Beijing, mengatakan ada spekulasi Xi “bakal mempunyai kapasitas lebih besar dalam menyelesaikan ancaman Korea Utara usai Kongres Partai.”

Walau demikian, dia menyatakan skeptis soal ini karena kebijakan pemerintahan Trump soal denuklirisasi segera Korea Utara “dipandang sebagai ilusi total, sepenuhnya tidak realistis, dan berpotensi bahaya di China.”

“Kekhawatiran Beijing beberapa bulan ke belakang adalah untuk membungkam AS dan Korea Utara jelang Kongres Nasional Partai Komunis,” kata analis Adam Mount.

Hal tersebut dapat diselesaikan dengan baik, membuat posisi Beijing semakin kuat di hadapan Washington yang terus mendesaknya mengambil sikap tegas pada Korut, mengambil risiko potensi gangguan perekonomian China atau stabilitas negara tetangganya yang dihuni oleh jutaan orang itu.

Sumber: CNNIndonesia.com

Berita Lainnya
Leave a comment