Untuk Kepentingan Umum

Sebelum Terjadi Big Bang Bumi Seperti Ini

Sebagian besar ilmuwan percaya bahwa alam semesta terbentuk setelah peristiwa Big Bang atau ledakan besar.
Saat Big Bang terjadi, semua hal di alam semesta terhampar.

Namun, apa yang terjadi sebelum Big Bang? Apakah benar hanya ada debu angkasa di semesta? Ternyata fisikawan terkenal Stephen Hawking punya jawabannya. Jawaban tersebut diutarakannya dalam wawancaranya bersama fisikawan Neil deGrasse Tyson yang ditayangkan oleh National Geographic Channel pada Minggu (04/03/2018).

Sebelum menyampaikan pendapatnya tersebut, awalnya Hawking mendapat pertanyaan, “Apa yang ada sebelum sesuatu tercipta?”. Dia kemudian menjawab bahwa hal itu bergantung pada teori yang dikenal sebagai “no-boundary proposal”, teori yang dibuat oleh Hawking dan koleganya yang bernama James Hartle.

“Kondisi batas alam semesta … adalah tidak memiliki batas,” ujar Hawking dikutip dari Popular Science, Jumat (02/03/2018).

Untuk memahami teori buatan Hawking ini, mungkin kita perlu memutar ulang apa yang terjadi sebelum adanya alam semesta. Saat Anda bergerak mundur dalam waktu, maka alam semesta akan berkontraksi. Saat kita memutar cukup jauh, hingga 13,8 miliar tahun, maka seluruh alam semesta akan menyusut seukuran satu atom tunggal (berupa bola subatomik), kata Hawking.

Bola subatomik dari semuanya disebut dengan singularitas. Dalam titik api yang sangat kecil dan padat ini, hukum fisika dan waktu yang kita ketahui berhenti berfungsi. Dengan kata lain, waktu yang kita pahami sama sekali tidak ada sebelum semesta mulai berkembang.

Sebaliknya, arah waktu menyusut tak terbatas karena alam semesta menjadi lebih kecil dan kecil lagi, tidak sampai pada titik awal yang jelas. Menurut laporan Tech Times, Sabtu (03/03/2018), dalam tayangan tersebut, Hawking juga mengatakan bahwa waktu hadir dalam keadaan lentur di tengah “busa” singularitas sebelum Big Bang.

Waktu terdistorsi sepanjang dimensi lain, ia selalu mendekati apa-apa tapi tidak menjadi apa-apa. “Peristiwa sebelum Big Bang tidak didefinisikan secara pasti, karena tidak mungkin seseorang mengukur apa yang terjadi,” kata Hawking dikutip dari Live Science, Jumat (02/03/2018).

“Karena peristiwa sebelum BIg Bang tidak memiliki konsekuensi pengamatan, seseorang mungkin juga menyadur dari teori, dan mengatakan bahwa waktu dimulai saat Big Bang,” sambungnya. (kpg/firda)

Berita Lainnya
Leave a comment