Puluhan bangunan liar (bangli) di Jalan Irigasi, Pasar Sipon Cipondoh, Kota Tangerang dibongkar tim gabungan penertiban Satpol PP, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Perhubungan, Koramil 01 Tangerang, Polsek Cipondoh, Trantib Kecamatan Cipondoh, dan PLN Tangerang, Rabu (30/1/2019).Tidak ada perlawanan dari pemilik bangli karena mereka sebelumnya sudah diimbau.
Selain bangli, petugas juga menertibkan ratusan lapak pedagang kaki lima (PKL) Pasar Sipon lantaran menempati bahu jalan. Pedagang pasrah lapaknya ditertibkan.
Penertiban diawali dengan membongkar bangli yang berdiri di sepanjang bahu jalan irigasi. Sementara sejumlah pemilik bangunan masih ada yang menyelamatkan barang-barangnya dari dalam bangunan. Untuk mempercepat pengosongan kegiatan dibantu para petugas.
Kepala Satpol PP Kota Tangerang Mumung Nurwana mengatakan, dalam penertiban ini langsung dilaporkan ke pimpinan(walikota). Kemudian organisasi perangkat daerah (OPD) terkait.
“Ini harus ditindaklanjuti,” katanya, di sela-sela penertiban.
Kata dia, agar dari kelurahan dan kecamatan mengawasi lokasi bekas penertiban.
Ini supaya tidak muncul kembali bangli atau lapak PKL.
Jumlah personel yang turun sebanyak 150 orang. Mereka berasal dari sejumlah OPD terkait.
“Ini merupakan permintaan kecamatan untuk menertibkan,”katanya.
Camat Cipondoh Kiki Wibhawa mengatakan, bangli yang ditertibkan sebanyak 38 unit bangunan dan 150 lapak PKL Keberadaan mereka karena mengganggu bahu jalan dan juga berdiri di lahan negara yakni lahan pengairan.
“Jadi melanggar dari berbagai sisi seperti soal K-3,” katanya.
Ia mengungkapkan, penertiban ini sebagai respon dari masyarakat. Mereka banyak mengeluhkan lewat Laksa dan keluhan langsung.
Menurutnya, setelah dilakukan penertiban lokasi tersebut bakal dibangun ruang terbuka hijau. Supaya keberadaannya rapih dan bersih.
Ketua LPM Kelurahan Cipondoh Nurdin mengatakan, pihaknya sangat mendukung pemerintah setempat dalam kegiatan penertiban.
Pihaknya pun berupaya memediasi para pedagang agar berjualan di tempat semestinya. Karena mereka terus bertambah sehingga jadi melebar ke bahu jalan.
“Jadi memang harus ada jalan keluar,” katanya.
Kata Nurdin, saat ini sedang dibangun komunikasi antara pedagang, lembaga terkait, dan pemerintah setempat. Sehingga ada wacana pembukaan dua lokasi lahan baru untuk para pedagang.
Salah satu pemilik bangunan, Cici, mengatakan harus ada solusi untuk penertiban. Seperti rapat dulu dengan para pedagang.
“Saya baru diberitahu seminggu lalu lewat surat,” akunya.(Setia)